Penatalaksanaan
/ Pengobatan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, diantaranya :
a)
Jika penyebabnya
bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika
mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
b)
Pengangkatan
tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
1.
Tonsilitis
terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.
2.
Tonsilitis
terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
3.
Tonsilitis
terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
4.
Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian
antibiotik.
Menurut Mansjoer, A 1999 :
a.
Penatalaksanaan tonsilitis akut
1.
Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5
hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan
diberikan eritromisin atau klindomisin.
2.
Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,
kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
3.
Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk
menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan
tenggorok 3x negatif.
4.
Pemberian
antipiretik.
b.
Penatalaksanaan
tonsilitis kronik
1.
Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur
/ hisap.
2.
Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi
medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil.
Tonsilektomi
menurut Firman S (2006)
a.
Perawatan
Prabedah
Diberikan sedasi
dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan anak dari
infeksi pernafasan bagian atas.
b.
Teknik
Pembedahan
Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan,
pasien diposisikan terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam
keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan lidah didorong
keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh untuk mencegah inflamasi
dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine.
Metode apapun yang digunakan penting untuk
mengangkat tonsil secara lengkap. Perdarahan dikendalikan dengan menginsersi
suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang harus diangkat setelah
pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan mengadakan ligasi
pembuluh darah pada dasar tonsil.
c.
Perawatan
Paska-bedah
1.
Berbaringg ke
samping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.
2.
Memantau
tanda-tanda perdarahan
1)
Menelan berulang
2)
Muntah darah
segar
3)
Peningkatan
denyut nadi pada saat tidur
3.
Diet
1)
Memberikan cairan bila muntah telah reda
a)
Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang
besar (lebih nyaman dari ada kepingan kecil).
b)
Hindari pemakaian sedotan (suction dapat
menyebabkan perdarahan).
2)
Menawarkan
makanan
a)
Es crem,
crustard dingin, sup krim, dan jus.
b)
Refined sereal
dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada pagi hari setelah
perdarahan.
c)
Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau
banyak bumbu selama 1 minggu.
3)
Mengatasi ketidaknyamanan
pada tenggorokan
a)
Menggunakan ice color (kompres es) bila mau
b)
Memberikan
anakgesik (hindari aspirin)
c)
Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.
d)
Minum 2-3
liter/hari sampai bau mulut hilang.
4)
Mengajari pasien
mengenal hal berikut
a)
Hindari latihan
berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 1-2
minggu.
b)
Tinja mungkin
seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang tertelan.
c)
Tenggorokan
tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke-4 dan ke-8 setelah operasi.
0 comments:
Post a Comment