PENATALAKSANAAN
1.
Medis
a.
Penatalaksanaan konservatif: Restriksi cairan dan
pemberian obat-obatan: Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan
untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskuler.
Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan
duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
b.
Pembedahan: pemotongan atau pengikatan duktus.
c.
Non pembedahan: penutupan dengan alat penutup
dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.
2.
Keperawatan
Pasien PDA baru dirawat di rumahsakit bila
sedang mendapat infeksi saluran naps, karena biasanya sangat dipsnea dan
sianosis sehingga pasien terlihat payah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan
ialah bahaya terjadinya gagal jantung, resiko terjadinya infeksi saluran napas,
kebutuhan nutrisi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang
tua mengenai penyakit.
a.
Bahaya terjadinya gagal jantung
Dengan adanya pirau kiri dari
kiri ke kanan darah yang mengalir ke bilik kanan menjadi lebih banyak. Ini
berarti beban arteri pulmonalis dan otot bilik kanan yang ototnya tidak setebal
bilik kiri akan menjadi lebih berat danakibatnya akan terjadi gagal jantung.
Bayi memerlukan perawatan yang baik dan pengawasan medis yang teratur agar bila
terjadi sesuatu lekas dapatdiambil tindakan, karena itu bayi harus secara
teratur kontrol di bagian kardiologi atay dokter yang menanganinya.
b.
Resiko Infeksi Saluran Pernapasan
Pasien dengan pirau kiri ke
kanan mudah mendapat infeksi saluran napas karena darah di dalam paru-paru
lebih banyak sehingga pertukaranoksigen tidak adekuat. Dalam perawatan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Ruangan harus cukup ventilasi, tetapi boleh
terlalu dingin
2)
Baringkan dengan kepala lebih tinggi (semi fowler)
3)
Jika banyak lendir baringkan dengan letak kepala
ekstensi dengan memberi ganjal di bawah bahunya (untuk memudahkan lendir
keluar).
4)
Sering isap lendirnya, bila terlihat banyak lendir
di dalam mulut, bila akan memberi minum, atau bila akan mengubah sikap
berbaringnya.
5)
Ubah sikap berbaringnya setiap 2 jam. Lap dengan
air hangat bagian yang tertekan dan diberi bedak.
6)
Bila dipnea sekali diberikan oksigen 2-4 L per
menit. Lebih baik periksa astrup dahulu untuk menentukan kebutuhan oksigen yang
sebenarnya sesuai dengan kebutuhan.
7)
Observasi tanda vital
c.
Kebutuhan nutirisi
Karena bayi susah makan/minum
susu maka masukan nutrisi tidak mencukupi kebutuhannya untuk pertumbuhan.
Kecukupan makanan sangat diperlukan untuk mempertahankan kesehatan bayi sebelum
dioperasi. Makanan yang terbaik adalah ASI, jika tidak ada ASI diganti dengan
susu formula yang cocok. Berikan makanan tambahan yang sesuai dengan umurnya
misalnya buah, biskuit, bubur susu atau tim saring.
Bayi yang sangat dipsnea susah
mengisap dot atau menetek, maka perlu dipasang infus untuk memenuhi kalori dan
dapat juga untuk memasukkan obat secara intravena atau untuk koreksi asidosis.
Infus biasanya diberikan cairan 3:1, yaitu glukosa 5% dikombinasi dengan NaCL
0,9 %. Perhatikan tetesan tidak boleh terlalu cepat karena memnambah bebankerja
jantung.
d.
Gangguan rasa aman dan nyaman
1)
Baringkan semifowler untuk menghindari isi rongga
perut mendesak paru.
2)
Berikan oksigen sesuai dengan keadaan sianosisnya
(rumus 1-2 L/menit)
3)
Ubah posisi tidur setiap 2-3 jam, lap tubuhnya
supaya kering, kemudian dibedaki, hati-hati debu bedak terhirup yang
menyebabkan pasien batuk.
4)
Selimuti pasien agar tidak kedinginan tetapi tidak
boleh mengganggu pernapasan
5)
Hati-hati jika menghisap lendir, jangan memacu
mundurnya kateter.
6)
Jika bekas infis terjadi hematoma, oleskan jel
thrombophob atau kompres dengan alkohol.
7)
Jika orang tua tidak menunggui harus lebih
diperhatikan, ajak berbicara walaupun pasien seorang bayi.
e.
Kurang pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Orang tua pasien perlu
dibertahu bahwa pengobatan anaknya hanya dengan jalan operasi. Selama operasi
belum dilakukan anak akan selalu menderita infeksi saluran pernapasan berulang,
sedangkan untuk operasi diperlukan kesehatan tubuh yang baik karenanya anak
perlu perawatan yang cermat.
1)
Anak harus mendapatkan makanan yangcukup bergizi.
Susu boleh diberikan lebih banyak karena biasanya nafsu makannya kurang.
2)
Hindarkan kontak dengan orang/anak yang sedang
sakit misalnya batuk, pilek.
3)
Hindarkan bayi/anak kontak dengan banyak orang
untuk mencegah infeksi (bila tidak perlu sekali tidak usah dibawa ke luar
rumah)
4)
Agar secara teratur dibawa kontrol di bagian
kardiologi. Bila mendapat obat harus diberikan dengan benar.
5)
Usahakan agar lingkungan ruah bersih. Rumah cukup
ventilasi dan sinar matahari, tetapi kamar tidur jangan dingin. Bila
menggunakan AC, pasien harus diselimuti tetapi tidak membebani pernapasannya.
Jangan mandi terlalu pagi atau terlalu sore dan harus menggunakan air hangat
0 comments:
Post a Comment