PERAWATAN LUKA
PENTING
·
Anamnesis yang baik
mengenai kejadian sangatlah penting untuk menentukan kemungkinan cedera
penyerta dan derajat kontaminasi, misalnya punch bite, cedera akibat injeksi
tekanan tinggi, crush injuries.
·
Pemeriksaan yang menyeluruh
terhadap adanya benda asing, fungsi tendon, fungsi neurovaskuler, kontaminasi
dan infeksi sangatlah penting.
·
Luka harus dieksplorasi
dengan pemberian anestesi yang memadai untuk memungkinkan penilaian yang
menyeluruh.
·
Jangan mengeksplorasi luka
di leher di IRD, sesuperfisial apapun luka itu terlihat.
·
Catat ada tidaknya abnormalitas. Pengambilan foto
dapat berguna pada kasus tertentu, misalnya penyiksaan.
·
Pada kasus berikut ini harus dilakukan pemeriksaan
X-Ray (AP/lateral):
1.
Semua kasus dengan luka yang
diakibatkan oleh kaca
2. Kasus tertentu untuk
menyingkirkan adanya fraktur terbuka, keterlibatan sendi dan menyingkirkan
adanya benda asing.
·
Petanda radioopak (misalnya penjepit kertas) yang
dilekatkan pada luka dapat membantu untuk identifikasi hubungan antara benda
asing dengan luka.
·
Pemeriksaan apusan luka tidak diperlukan pada
cedera yang baru terjadi kecuali berkaitan dengan adanya fraktur.
·
Perdarahan harus dikontrol dengan bebat tekan dan
elevasi tungkai: jangan gunakan forsep arteri atau tourniquet.
·
Jangan pernah mencukur
alis.
·
Jangan berusaha melepaskan benda asing berukuran
besar yang tertancap pada luka.
·
Jangan meresepkan antibiotika pada pasien dengan
status imunitas normal dengan kontaminasi luka yang minimal.
·
Antibiotika tidak dapat menggantikan debridement
luka yang baik.
·
Pergunakan kesempatan untuk mengevaluasi status
tetanus pasien (riwayat imunisasi, booster terakhir)
Penatalaksanaan Perawatan Luka
Jika perdarahan hebat:
1.
Amankan jalan nafas, pernafasan
dan sirkulasi.
2. Pasang jalur
intravena ukuran besar dan lakukan resusitasi cairan.
3. Sediakan darah yang
telah diuji silang 2-4 unit.
4. Elevasi anggota gerak
yang mengalami perdarahan dan berikan bebat tekan.
Teknik Perawatan Luka yang benar
- Pembersihan luka merupakan bagian terpenting perawatan luka. Luka sebaiknya dibersihkan dengan larutan chlorhexidine kecuali luka di daerah wajah (larutan salin normal steril).
- Jika luka terjadi pada daerah berambut, harus dilakukan pemotongan rambut di sekitarnya dengan gunting, pencukuran dapat menjadi predisposisi infeksi pada luka melalui kerusakan epidermis.
- Buang
semua debu dan benda asing yang terlihat; luka dalam harus diirigasi
dengan setidaknya 200 cc larutan steril salin normal.
- Untuk
anestesi lokal gunakan lignocaine 1%, yang digunakan untuk infiltrasi
lokal dan blok saraf.
- Lakukan
eksplorasi luka bila (a) kecurigaan adanya benda asing dan (b) dari
riwayat terdapat kecurigaan kerusakan yang dalam tanpa didapatkan
konfirmasi klinis.
Metode penutupan luka: jika terdapat keraguan, penjahitan luka
merupakan pilihan terbaik
- Steristrips
a. Cara ini relatif tidak
terlalu nyeri, dan jarang menyebabkan iskemia jaringan.
b.
Hemat waktu
c.
Sesuai untuk anak-anak, laserasi
flap pada orang berusia lanjut dan penutupan kulit setelah dilakukan jahitan
pada lapisan yang lebih dalam.
d. Tidak untuk digunakan
di daerah persendian.
2.
Perekat jaringan
a.
Sesuai untuk luka kecil dan
laserasi pada anak-anak dan paling sesuai untuk laserasi dengan jarak antara
kedua tepi luka <3mm.
b. Teknik: bersihkan
luka dan lakukan hemostasis dengan baik. Dekatkan kedua tepi luka dan
aplikasikan perekat di sepanjang tepi luka dalam bentuk satu garis yang tak
terputus. Rekatkan kedua tepi luka dan tahan selama setidaknya 30 detik sampai
perekat melekat erat. Jangan meletakkan perekat ini di dalam luka, karena bahan
tersebut berperan sebagai benda asing.
3.
Teknik penjahitan
a.
Gunakan teknik 2 lapis (kulit dan
subkutan) pada luka dalam untuk menghasilkan penyembuhan luka yang lebih baik.
b.
Gunakan benang yang dapat diserap,
misal Dexon atau Vicryl untuk jaringan subkutan: untuk badan dan ekstremitas:
4/0; untuk wajah: 5/0.
c.
Gunakan benang yang tidak dapat
diserap untuk kulit, misal Prolene atau Silk: untuk scalp: silk 2/0; badan dan
ekstremitas: Prolene 4/0; wajah: Prolene 6/0.
d.
Secara umum, dapat digunakan
benang dengan satu ukuran lebih kecil untuk anak-anak dan jahitan dapat dibuka
lebih dini.
Disposisi: pertimbangkan rawat inap atau rujukan
pada kasus berikut:
1. Jika luka meluas
sampai otot, terkontaminasi hebat atau terdapat bukti adanya gangguan motoris
atau sensoris, atau tidak dapat memastikan debridement luka yang adekuat, rawat
inap di bagian Orthopedi.
2.
Rawat inap untuk semua pasien dengan kerusakan tendon. Pasien dengan cedera
di distal bahu harus dirawat inap di bagian Bedah Tangan. Kasus lainnya
dirawat di bagian Orthopedi.
3. Pasien
immunocompromise, misal diabetes, GGK dan pasien onkologi.
4. Luka yang besar:
perlu waktu lebih dari 30-60 menit untuk menanganinya.
5.
Rujuk luka khusus, seperti
laserasi kelopak mata, ke bagian Bedah Plastik.
·
Luka akibat gigitan, kecuali di bagian wajah.
·
Luka yang terkontaminasi
hebat.
·
Luka yang telah terinfeksi.
·
Luka yang usianya sudah
>12 jam, kecuali di bagian wajah.
Perawatan luka yang baik dan benar agar luka cepat sembuh
·
Luka harus dibalut dengan pembalut yang tidak
melekat, misal Sofra-tulle.
·
Tidak diperlukan pembalutan untuk luka di daerah
wajah dan scalp.
·
Luka harus dijaga tetap bersih dan kering selama
setidaknya 48 jam setelah penutupan primer.
·
Pengangkatan jahitan:
1.
Scalp: 7 hari
2.
Wajah: 3-5 hari
3.
Tungkai: 10-14 hari
4.
Tubuh: 10 hari
·
Periksa kondisi luka yang terkontaminasi setiap
hari; luka bersih dapat diperiksa setelah 3-5 hari.
·
Pertimbangkan pemberian
profilaksis antibiotik:
1.
Fraktur ujung jari
2.
Luka gigitan
3.
Luka pada penderita berisiko
tinggi, yaitu: penyakit katup jantung dan pasca splenektomi
4. Cedera tembus yang
tidak ter-debridement dengan baik
5.
Luka yang berusia >6 jam
6.
Luka intraoral
7.
Pekerja dengan resiko tinggi,
misalnya petani, nelayan.
8.
Pilihan antibiotika: cloxacillin
dan penisillin (organisme yang tersering menimbulkan infeksi adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus beta-hemolytic) adalah
pilihan yang efektif dari segi biaya, atau Augmentin®.
CARA PERAWATAN LUKA KHUSUS
Cara Perawatan Luka tusuk pada telapak kaki
·
Walaupun luka tidak terlihat serius, ingatlah
bahwa persendian pada kaki ridak terletak dalam, sehingga mungkin terjadi
penetrasi luka ke dalam sendi dengan peluang terjadinya komplikasi infeksi
serius. Area dari collum metatarsal ke distal jari merupakan daerah paling
berisiko terjadinya infeksi.
·
Komplikasi meliputi:
1.
Infeksi jaringan lunak oleh
Staphylococcus dan Streptococcus pada sebagian besar pasien.
2. Osteomyelitis (90%
osteomyelitis diakibatkan oleh Pseudomonas
aeruginosa)
·
Lakukan pemeriksaan X-Ray untuk menyingkirkan
adanya benda asing dan penetrasi sendi.
·
Tata laksana luka tusuk merupakan hal yang
kontroversial. Berikut ini adalah acuan tata laksana pada berbagai presentasi
klinis:
1.
Luka tusuk sederhana
ü
Biasanya diakibatkan oleh
benda yang bersih seperti paku payung, jarum, paku kecil yang tidak berkarat.
Jika tidak satupun dari berikut ini terlihat, yaitu:
a. Indikasi adanya benda
asing yang tertahan dalam jaringan
b. Tepi luka yang kotor
dan non vital, dan
c. Lokasi tusukan yang
meninggi atau sangat nyeri
ü Pembersihan luka dan
pemberian salep antibiotika, diikuti dengan penutupan luka dengan plester sudah
memadai
ü
Berikan profilaksis tetanus
2. Luka tusuk dengan
benda asing yang tertahan di dalam jaringan
a.
Luka tusukan seringkali lebih besar dari yang disebutkan sebelumnya. Tepi
luka terkontaminasi, dengan bentuk yang tak beraturan.
b.
Biasanya akibat paku yang sudah
lama dan benda tidak bersih yang saat menusuk patah, atau kemungkinan bagian
dari kaus kaki atau sepatu yang terdesak masuk ke dalam luka.
c.
Setelah diberikan anestesi,
lakukan insisi paralel dengan garis kerutan kulit melalui lokasi tusukan dan
buang benda asing tersebut.
d.
Lakukan irigasi luka.
e. Jangan menjahit luka.
Cukup berikan salep antibiotik dan dekatkan dengan plester.
f.
Berikan profilaksis tetanus.
g.
Gunakan tongkat penyangga selama
2-3 hari.
h.
Pulangkan dnegan pemberian
antibiotika, misal Augmentin®.
i.
Beri petunjuk pada pasien untuk mengenali
tanda-tanda infeksi.
j.
Segera periksa ulang keadaa luka.
3.
Luka tusuk dengan komplikasi
a. Curigai adanya benda
asing yang tertinggal bila lokasi tusukan mengalami infeksi.
b. Lakukan pemeriksaan
X-Ray untuk menyingkirkan benda asing radioopak.
c. Berikan antibiotika spektrum
luas IV, misal Unasyn® atau Uagmentin®.
d.
Berikan profilaksis tetanus.
e.
Rawat inap untuk tata laksana
lebih lanjut, yaitu debridement dengan pembedahan.
Catatan:
·
Penggunaan antibiotika
profilaksis pada luka tusuk yang tak terinfeksi tidak didukung oleh hasil
penelitian klinis. Penggunaan
antibiotika sebaiknya dipertimbangkan hanya pada pasien dan luka yang berisiko
tinggi.
·
Debridement jaringan vital secara ektensif,
pemberian irigasi dengan tekanan tinggi atau eksplorasi yang dalam tidak
menunjukkan perbaikan hasil akhir.
Cara Perawatan Luka flap
·
Suplai darah pada luka flap seringkali terganggu,
terutama pada flap distal.
·
Luka flap sesuai untuk penjahitan primer bila
terjadi pada daerah wajah, atau pada pasien muda dimana kualitas kulitnya masih
baik.
·
Kulit pada pasien usia lanjut tipis, sehingga flap
seringkali tidak dapat hidup jika dilakukan penjahitan dengan tegangan. Pada
kasus ini luka harus dibersihkan dan didekatkan dengan steristrips dan
dievaluasi dini. Metode ini meliputi eksisi primer dan tandur alih, terutama
bila flap berukuran besar.
Cara Perawatan Luka pada scalp
·
Scalp memiliki
kecenderungan untuk berdarah sampai pada derajat yang sampai memerlukan
resusitasi cairan. Cara terbaik
untuk mencapai hemostasis pada luka scalp adalah dengan membersihkan kontaminan
kasat mata dan segera bersihkan luka. Setelah itu gunakan benang sutera 2/0
untuk melakukan jahitan langsung pada ke-5 lapisan scalp. Tindakan ini akan
menghentikan perdarahan. Tidak diperlukan penjahitan atau diatermi pada titik
perdarahan.
·
Seringkali laserasi scalp disertai dengan hematom
luas dibawahnya. Hematom tersebut merupakan sumber potensial terjadinya
infeksi, dan harus dibuang sebelum dilakukan penutupan luka.
·
Jangan mencukur rambut. Lebih baik pendekkan saja
dengan gunting sedekat mungkin dengan scalp. Tindakan mencukur merusak
epidermis dan folikel rambut, dan merupakan predisposisi terjadinya infeksi
pada luka. Teknik aposisi rambut (HAT), dimana rambut pada kedua sisi laserasi
didekatkan dengan satu simpul dan ditahan dengan perekat jaringan, merupakan
teknik baru untuk menangani laserasi scalp.
Cara Perawatan Luka pada mata
·
Diperlukan pemeriksaan
lengkap mata, termasuk tajam penglihatan.
·
Pemeriksaan X-Ray orbita
diperlukan jika dicurigai adanya benda asing intraokuli, seperti bila terdapat
riwayat masuknya benda asing tetapi tidak terlihat adanya benda asing di
permukaan kornea atau bila terdapat distorsi bentuk iris.
·
Laserasi kelopak mata yang
melewati tepi kelopak mata, baik yang melalui kedua permukaan kelopak mata, dan
yang mungkin disertai kerusakan kelenjar atau duktus lakrimalis, harus dirujuk
ke bagian Penyakit Mata atau Bedah Plastik, tergantung dengan kebiasaan
setempat.
Cara Perawatan Luka pada hidung
·
Periksa kemungkinan adanya hematom septum nasi.
Jika terdapat hematom, perlu dilakukan drainase segera.
·
Lakukan pemeriksaan X-Ray untuk menyingkirkan
adanya fraktur untuk menentukan kebutuhan antibiotika profilaksis.
·
Laserasi fell-thickness akan memerlukan penjahitan
luka lapis demi lapis yang teliti. Jika hebat, sebaiknya dirujuk ke
bagian Bedah Plastik.
·
Prinsip utamanya adalah
untuk mendekatkan dengan tepat tepian kulit dan mukosa.
Cara Perawatan Luka pada bibir
·
Yang amat sangat penting
adalah secara akurat menyatukan bagian perbatasan antara kulit dan mukosa bila
garis luka melewati perbatasan kulit dan mukosa.
·
Luka yang dalam harus diperbaiki lapis demi lapis.
Cara Perawatan Luka pada lidah
·
Harus diperiksa apakah ada gigi yang tertanam.
·
Pertimbangkan oenggunaan
X-Ray untuk menyingkirkan adanya benda asing.
·
Luka kecil tidak memerlukan penjahitan.
·
Jika terdapat perdarahan yang bermakna, rujuk
pasien ke bagian Bedah Mulut atau Bedah Plastik.
·
Gunakan benang yang dapat diserap dengan waktu
serap yang singkat, misalnya catgut 5/0.
Cara Perawatan Luka pada telinga
·
Gunakan anestesi blok
melingkar.
·
Periksa apakah bagian
tulang rawan terkena, karena jika ya perlu dilakukan penjahitan terlebih dahulu
sebelum menutup kulit.
·
Selalu berikan bebat tekan
(dengan tampon pita) setelah pembersihan dan penjahitan, untuk mencegah
akumulasi hematoma subperikondrium. Jika hal ini tidak dilakukan, dapat terjadi
fibrosis dan pembentukan jaringan parut pada pasien (‘cauliflower ear’).
·
Selalu berikan antibiotik
dan periksa ulang keadaan luka setelah 1-2 hari.
0 comments:
Post a Comment