Tuesday, July 28, 2015

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN MENTAL PADA PASIEN PRE OPERASI


Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis (Barbara C. Long, 2000). Contoh: perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan dan ketakutan misalkan pasien dengan riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan sebelum operasi dapat mengakibatkan pasien sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat sehingga operasi bisa dibatalkan. Belum lagi pasien anak yang masih perlu memerlukan pandampingan dan dukungan dari keluarga dan perawat. 
Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat dideteksi dengan adanya perubahan- perubahan fisik seperti: meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan- gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih. Perawat perlu mengkaji mekanisme koping yang biasa digunakan oleh pasien dalam menghadapi stres. Disamping itu perawat perlu mengkaji hal- hal yang bisa digunakan untuk membantu pasien dalam menghadapi masalah ketakutan dan kecemasan ini, seperti adanya orang terdekat, tingkat perkembangan pasien, faktor pendukung/ support system. Terkadang kehadiran anggota keluarga dan perawat memberikanperan yang teramat penting bagi ketengan pasien sebelum menghadapi operasi.

Peranan perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1.      Membantu pasien mengetahui tentang tindakan- tindakan yang dialami pasien sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi, hal- hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan tempat kamar operasi, dll.
2.      Dengan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien menjadi lebih siap menghadapi operasi, meskipun demikian ada keluarga yang tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait dengan operasi yang akan dialami pasien.
3.      Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas. Misalnya: jika pasien harus puasa, perawat akan menjelaskan kapan mulai puasa dan sampai kapan, manfaatnya untuk apa, dan jika diambil darahnya, pasien perlu diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah yang dilakukan, dll. Diharapkan dengan pemberian informasi yang lengkap, kecemasan yang dialami oleh pasien akan dapat diturunkan dan mempersiapkan mental pasien dengan baik.
4.      Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk berdoa bersama- sama sebelum pasien di antar ke kamar operasi.
5.      Mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal- hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien.
6.      Kolaborasikan dengan dokter terkait pemberian obat pre medikasi, seperti valium dan diazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
7.      Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi, petugas kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat pasien merasa lebih tenang. Untuk memberikan ketenangan pada pasien, keluarga juga diberikan kesempatan untuk mengantar pasien sampai ke batas kamar operasi dan memperkenankan untuk menunggu di ruang tunggu yang terletak di depan kamar operasi.

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN MENTAL PADA PASIEN PRE OPERASI Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Artikasari Pangestuti

0 comments:

Post a Comment